Cara Supaya Sedekah dan Wakaf Tepat Sasaran


Sedekah dan wakaf adalah amalan ibadah yang mulia yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sedekah adlah niat baik setiap individu untuk diberikan kepada orang yang tak mampu, namun seringkali kasus di Indonesia banyaknya pengemis yang "pemalas" karena hasil dari mengemis setiap hari bisa lebih banyak dari bekerja kantoran.


Ada sejumlah solusi agar sedekah benar-benar bermanfaat kebaikan. 

Pertama, harus berupa atau bernilai kebaikan. Ibnu Qudamah mengatakan, jika tidak bernilai kebaikan, maka wakaf itu menjadi batal. Misal wakaf digunakan untuk buka usaha minuman keras, karaoke, atau pelacuran.

Kedua, penerimaan wakaf harus sudah diketahui kapan mulainya dan tidak diketahui kapan berakhirnya. Dengan kata lain, wakaf untuk selama-lamanya. Misal, wakaf untuk fakir miskin atau anak yatim. Secara logika bisa diterima, bahwa selama dunia ini ada, maka selama itu pula anak yatim atau orang miskin akan ada. Jadi, wakaf itu akan selalu bisa diambil manfaatnya.

Ketiga, penerima manfaat berhak, dan wakif sudah tidak ada hak sama sekali.

Keempat, penerima wakaf juga dapat menjadi pemilik yang sah atau menjadi pemilik atas nama lembaga pendidikan, masjid atau sejenisnya.

Kelima, agar sedekah tepat sasaran, bisa diamanatkan kepada lembaga pengumpul zakat, infaq, sedekah dan wakaf yang kredibel. Periksa sejauh mana kredibilitas lembaga amil zakat yang ada, lalu percayakan kepada lembaga yang menurut Anda kredibel untuk disalurkan kepada yang berhak.

Keenam, kekayaan Anda disalurkan melalui wakaf. Menurut penulis buku Dasyatnya Wakaf (Al-Qudwah Publishing, 2013), Nur Faizin Muhith, M.A “kesalahan alamat” penerima sedekah, semacam yang diceritakan Rasulullah Saw bisa dihindarkan melalui akad wakaf. Sebab dalam wakaf, para ulama mensyaratkan beberapa hal pada mauquf ‘alaih (penerima wakaf).

Demikian syarat-syarat yang harus dipenuhi agar wakaf sah dan yang tak kalah penting tidak salah sasaran.

Sumber globalwakaf.com